Dari awal saya bermain perkutut yang ingin saya rasakan adalah mendapat
kemenangan dari sebuah konkurs baik setingkat latber ataupun setingkat
nasional “mungkin menyenangkan kali ya” begitu yang terpikir waktu itu.
Terus bagaimana caranya adalah tidak mungkin kalau saya langsung
membeli perkutut yang sudah jadi atau yang sudah juara disamping harga
yang terlalu mahal untuk ukuran saya juga tidak ada seninya menurut
saya. Setelah lebih dari 2 tahun mengalami kegagalan dalam mengikuti
konkurs maka saya harus belajar dan belajar yang baik menurut saya waktu
itu adalah dari buku dan pengamatan langsung dari orang yang sudah
senior. Setelah lama mencari orang yang saya anggap bisa saya jadika
panutan maka saya putuskan untuk belajar dari bapak abdus sjukur seorang
perawat terbaik 2 tahun berturut turut (menurut P3SI) cara yang pertama
yang saya lakukan mungkin agak aneh yaitu pada suatu ketika ada lomba
nasional di Surabaya dimana beliau masih merawat jawara legendaries
Meteor selancar milik almarhum Gwan An. Saya pada waktu itu mengikuti
dan memperhatikan beliau mulai awal lomba sampai akhir lomba apa saja
yang beliau kerjakan, sampai bagaimana prilaku beliau saat berlomba.
Setelah itu saya tambah yakin bahwa piliha saya dalam belajar merawat
perkutut tidak salah, lalu saya putuskan untuk masuk dalam kehidupan
beliau dengan berkenalan dengan beliau dan satu kebetulan pada waktu
itu saya juga mengenal bos beliau almarhum Gwan an. Setelah perkenalan
itu saya mulai mencoba melihat bagaimana beliau merawat perkutut
legendaries meteor selancar. Pengamatan terhadap belau masih saya
lakukan sampai sekarang dan sedikit demi sedikit saya terapkan pada
perkutut rawatan saya dan alhamdulillah sudah lebih dari 20 piala
kejuaraan yang sudah saya dapat baik tingkat regional ataupun tingkat
nasional hanya dalam waktu 2 tahun
Disamping bapak Abdus sjukur saya juga melakukan pengamatan pada perawat senior lainnya seperti bapak leman.
Dari
pengamatan dua orang perawat yang saya anggap senior itu memang ada
perbedaan walaupun dalam prinsipnya ada banyak kesamaan. Dari sini saya
mencoba menerapkan cara2 beliau dalam saya merawat perkutut menurut
kemampuan saya. Dan akan saya bagikan kepada koong mania lainnya
Menurut saya yang saya dapat dari beliau bahwa merawat perkutut
diperlukan satu hati dengan perkutut kita. Artinya merawat perkutut
tidak hanya memberi makan, minum dan menjemur saja tapi lebih dari itu.
Dalam merawat perkutut kita harus tahu bila memberi makan tertentu maka
burung itu akan mengeluarkan suara yang bagus, sampai kita juga harus
tahu bila burung kita setelah diberi makan sesuatu maka dalam beberapa
jam atau hari burung tersebut akan mengeluarkan suara yang istimewa.
Demikian juga tahap2 perawatan yang lain seperti pemberian jamu,
pemijatan, dimandikan serta penjemuran harus diamati kapan burung
tersebut mengeluarkan suara yang istimewa setelah kita lakukan tindakan
tersebut diatas.
Ada tindakan bapak abdus sjukur yang saya anggap
cukup menarik untuk ditiru bagaimana beliau memperlakukan meteor
selancar agar besok pada waktu lomba meteor mengeluarkan suara emasnya
yaitu melepaskan dalam kamar dan dikejar (seolah olah akan ditangkap)
sampai burung itu lelah. Dan besoknya ternyata benar meteor menjadi
juara. Atau bagaimana beliau memperlakukan beuty (andalan MTG sekarang)
yaitu mencegah beuty sering mengeluarkan bunyi waktu dirumah sehingga
sewaktu lomba beuty bisa meraih kemenangan
Dalam melakukan
perawatan perkutut dari dua perawat tersebut diatas rata-rata mereka
akan selalu memperhatikan efek dari setiap tindakan yang diberikan
kepada perkutut kesayangannya satu misal dengan melakukan penjamuan pada
hari rabu (misal) dan perkutut mengeluarkan suara emasnya (Kodisi
Gacor) pada hari sabtu maka untuk minggu depan biasanya beliau merubah
waktu penjamuan pada hari kamis sehingga pas gacornya pada hari minggu
dan kalau sudah pas waktu melakukan tindakan biasanya beliau tidak
melakukan perubahan apapun
Dari kesimpulannya merawat burung
perkutut kita harus mengerti dan mempelajari tabiat dari burung itu
sendiri baru kita lakukan perlakuan pada burung itu sendiri baru kalau
sudah maka kita jangan merubah apapun perlakuan kita, sehingga jangan
heran bila kita mempunyai burung jawara lebih dari satu maka kita akan
memberikan perlakuan yang berbeda pula
”merawat perkutut itu merupakan seni yang tidak akan habis untuk digali”
saya punya perkutut satu dirumah, pengen banget bisa masuk lomba, namun ini masih kecil, belum berani diadu, biasanya menjyaksikan lomba perkutut, mantap mantap euy, sip banget kualitasnya
BalasHapus