Sedangkan di Indonesia sendiri jenis perkutut cukuplah
banyak. Para penghobi perkutut membedakan jenis perkutut sesuai daerah asal
perkutut, misal saja perkutut Jawa, perkutut Sumatra, perkutut Nusa Tenggara,
dan perkutut Bali. Khusus untuk yang ada di Jawa, perkutut masih dibeda-bedakan
lagi sesuai asal daerah (daerah yang dikenal
sebagai penghasil burung perkutut yang berkualitas)
misalnya saja, perkutut Mataram, perkutut Pajajaran, perkutut Madura, dan perkutut Tuban.
Perkutut Lokal |
Di pulau Jawa dulu, perkutut banyak sekali dijumpai didaerah
yang bersemak terbuka yang telah kering dan dipiggiran hutan dekat pemukiman
penduduk. Tidak hanya itu sobat b’dane, dulu burung perkutut sering juga dijumpai sedang mencari makan
dipersawahan atau di ladang penduduk. Tapi itu dulu, saat masih banyak kita
jumpai hutan-hutan dan sawah yang ijo royo-royo.. hehehe.. sekarang hanya
didaerah tertentu yang masih cukup alami saja, daerah2 pedesaan yang
penduduknya masih belum padat.
Pada umumnya, burung perkutut hidup dan juga mencari makanan
secara berpasangan, atau didalam kelompok-kelompok kecil. Burung perkutut
adalah jenis burung yang lebih suka mencari makanan diatas permukaan tanah dari
pada di pepohonan. Tak jarang juga ditemui sekelompok burung perkutut yang
sedang minum disumber air. Burung ini cukup jinak, terbukti dengan tak mudah
terganggu oleh kehadiran manusia. Oleh karena itu jika tak sengaja
menemukan burung ini sedang mencari makan atau minum, sobat bisa mendekat
beberapa meter untuk melihat lebih jelas. Akan tetapi bila burung ini merasa
kehadiran sobat adalah suatu ancaman, maka dengan cepat burung ini akan terbang
menghindar dan hinggap atau bertengger dipepohonan yang tidak terlalu jauh
dengan tempat dimana dia mencari makan.
Perkembang biakkan burung ini di alam bebas tidak cukup baik
bila dibandingkan perkembang biakkan di peternakan (breeding farm). Dalam
setahun, maksimal hanya 3 kali burung ini bertelur, yaitu dalam kurun waktu
antara bulan januari sampai bulan september.
Saat musim berbiak, sepasang burung perkutut yang sedang dilanda birahi
(hehehe….lebay) bahu membahu membangun sarang. Bentuk sarang burung perkutut
tipis dan agak datar, bagian bawahnya dibuat dari sekumpulan ranting yang cukup
kasar, dan bagian yang atas dilapisi dengan daun dan serabut yang halus atau
rerumputan kering. Seperti yang dikatakan tadi, burung ini lebih suka
dengan permukaan tanah, maka untuk peletakkan sarangnya pun tidak jauh dari
permukaan tanah, kadang di semak-semak atau pepohonan yang rendah dan tidak
terlalu jauh dari atas permukaan tanah.
Setelah beberapa hari usai sarang jadi, betinanya akan
bertelur, tidak banyak, antara 2-3 telur setiap kali bertelur. Bentuk telur
oval dan berwarna putih dengan ukuran kira-kira 22mm x 17m. Selama dua minggu
telur dierami baik oleh perkutut jantan ataupun yang betina secara bergantian.
Setelah telur menetas pengeraman akan terus berlanjut selama kurang lebih 2
minggu juga, itu dikarenakan anak perkutut yang baru menetas masih membutuhkan
kehangatan, seperti pada umumnya anak burung yang lain, anak perkutut yang baru
menetas belum memilikki bulu, dengan warna merah dan mata yang masih
tertutup.proses pengeraman selesai setelah anak perkutut mempunyai cukup bulu
untuk bertahan dari dingin (sekitar dua minggu tadi).
Dalam proses pertumbuhannya, anakan perkutut mendapatkan
asupan susu yang dihasilkan dari tembolok induknya. SUSU…????? Inilah salah
satu keajaiban alam. Anak perkutut yang baru saja menetas yang belum bisa
membuka matanya tersebut secara naluriah mengarahkan paruhnya ke mulut
induknya, setelah dirasa mengena, si
anak memasukkan kepalanya kedalam tenggorokkan si induk. Bersamaan dengan itu,
si induk akan mengeluarkan atau memuntahkan cairan yang berasal dari
temboloknya. Cairan atau susu tersebut langsung mengarah kemulut si anak yang
kepalanya sedang berada didalam tenggorokkan si induk. Manthab thow sobat sekalian.hehehehe…. proses penyusuan akan berlangsung sampai anak
perkutut tumbuh bulunya atau saat si anak mulai bisa terbang.
Perkutut liar hasil tangkapan dihutan yang dipelihara orang
cukup lama biasa disebut dengan perkutut lokal. Burung perkutut
lokal biasanya sudah pintar manggung atau berkicau, akan tetapi sayang sekali
perkutut lokal ini sulit untuk diternakan. Kendala yang terjadi karena perkutut lokal ini dalam proses
perkembangbiakkannya sangat lamban.
Upaya untuk meng-kawin silang-kan induk perkutut lokal jantan dengan induk perkutut
Bangkok betina juga lambat dan tidak selancar jika dibandingkan dengan proses
pengawinan sesama perkutut Bangkok. Karenanya para penggemar perkutut lebih
memilih pengembangbiakkan perkutut bangkok baik yang jantan ataupun betina
sebagai indukkan karena dirasa lebih efektif daripada perkutut lokal.
Jika kita lihat dari segi sura yang dihasilkan perkutut
lokal dari satu daerah, sebenarnya tidak berbeda jauh dengan suara yang
dihasilkan perkutut lokal dari daerah yang lainnya meski masing-masing perkutut mempunyai suara dengan ciri khasnya.
Perbedaan tersebut tidak terlalu mencolok.
Bahkan dalam dari segi ukuran dan berat badan pun tidak jauh berbeda, ukuran perkutut betina
antara 19 – 21 cm sedangkan yang jantan
antara 20 – 24 cm, sedangkan beratnya 60gr sampai 70 gr baik yang jantan maupun
betina.
Warna tubuh dari perkutut lokal didominasi dengan corak
warna cokelat dan mempunyai ekor yang agak panjang. Pada bagian kepala berwarna
abu-abu dan bagian belakangnya agak kecoklatan. Dari leher sampai bagian sisi terdapat garis-garis
halus. Bagian punggungnya berwarna cokelat dan ditepi-tepi bulu mempunyai warna
hitam. Bulu sisi paling luar pada ekornya berwarna agak kehitam-hitaman dan bagian
ujungnya berwarna putih.
Selaput pelangi mata(iris mata) berwarna abu-abu sedikit
kebiruan, paruh warna abu-abu, serta kaki
berwarna merah jambu. Selain itu juga,pada bulu punggung sayap, dada, sisi lehe
r serta bulu pada sisi badanya yang
berwarna coklat dan agak keabu – abuan, menjadi ciri khas dari burung perkutut
lokal ini.
Minat peternak pada burung perkutut lokal yang bersuara
ringan dan datar saat ini semakin berkurang setiap harinya. Itu karena tuntutan para penggemar
perkutut yang menginginkan peningkatan pada suaranya.dulu patokan suara
perkutut adalah pada suara depan, suara tengah dan suara belakangnya. Tapi saat
ini tuntutan penggemar meningkat pada tarikkan suara depan yang lebih panjang ,
pada tekanan suaranya, pada kebesrsihan dan kejernihan suaranya, dan lain
sebagainya. Meningkatnya tuntutan tersebut tidak mampu dipenuhi oleh para
peternak dari pengembangan perkutut lokal yang bersuara ringan dan datar. Oleh karena
itu, diakui atau tidak para penggemar perkutut mulai beralih pada perkutut yang
dihasilkan dari persilangan. Karena hanya dengan cara itu, para penggemar perkutut
bisa mendapatkan suara perkutut yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Perkutut Bangkok |
Perkutut Bangkok (walaupun secara fisik sangat sulit dibedakan dengan
perkutut lokal karena corak warna yang sangat mirip) menjadi pilihan sebagai indukkan untuk
mendapat hasil suara yang diinginkan, karena kualitas suara dari perkutut
bangkok, pada umumnya lebih bisa diandalkan dari pada perkutut lokal, baik
itu dari irama,tekanan suara, serta dari powernya. Itu semua tidak lepas dari piawainya
penangkar disana yang memang telah diakui ahli dalam hal meng-kawin-silang-kan
burung perkutut.
Artikelnya bagus-bagus, Om Koong tapi warna latar blog-nya (merah) bikin mata sakit 0_0. Trims sudah berbagi.
BalasHapusBagi pemula masih sulit utk memahami,kalu dgn petunjuk gbr lbh detil ttg ciri2 brg tsb pasti lbh jooooos. Trmksh om........
BalasHapusOm perkutut yang bagus piyikan harganya berapa ?
BalasHapusMaaf om terlalu banyak testimoni dalam artikel anda, ciri 2 perkutut yang bagus sesuai judul tidak ada, bentuk paruh, kepala, badan, ekor,kaki , tengorokan gimana yang bagus. Benar menurut komen diatas usahakan dengan gambar untuk pemula, karena kl untuk ahli tidak perlu baca artikel anda, jarak 10 meter aja tau itu perkutut bagus atau tidak
BalasHapus